Kamis, 18 Desember 2008

Permasalahan Pendidikan Matematika SMP

Selama kurun waktu kurang dari 15 tahun, Pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan-perubahan yang cukup signifikan. Kenyataan ini muncul karena berbagai alasan yang mendasar, mulai dari kondisi jaman yang berubah dari hari ke hari yang tanpa batas, ataupun karena perubahan kebijakan politik yang berlaku.
Tanpa mengupas kedua kondisi di atas, pendidikan di tingkat SMP khususnya pembelajaran matematika di SMP kini cukup memprihatinkan seiring dengan diikutsertakannya pelajaran matematika pada kelulusan Ujian Nasional(UN). Selama beberapa tahun terakhir, terlebih seolah bahwa nilai matematika menjadi juru kunci kelulusan dalan UN tersebut. Berdarkan hasil data empirik antara Tes Pra UN dengan hasil UN menunjukkan peningkatan yang sangat ekstrim, dimana dari hasil Pra UN ditemukan bahwa yang terjaring oleh kriteria kelurusan hannya mencapai sekian persen (khusus untuk mata pelajaran matematika) namun pada kenyataan di lapangan saat pengumukan hasil UN di temukan sejumlah sekolah mendapat kelulusan 100%. Sungguh ini suatu hasil yang sangat memuaskan!?. Apakah dibalik itu semua membuat kita (para Pendidik merasa puas?). Tentu tidak. Apakah hasil ini menjadikan para birokrat pendidikan menjadikan puas? Tentu saja ini merupakan hasil nasional yang menggembiran di tengah-tengah keterpurukan Indonesia di rangking belakang dalam keberhasilan pendidikan internasional. Dan ini terus terulang setiap tahun sebagi upaya merencanakan berbagai proyek-proyek besar dibidang pendidikan.
Permaslahan yang timbul adalah "Bagaimana Upaya kita untuk menghadapi dilematis pedidikan di Indonesia ini?

2 komentar:

  1. Assalamualaikum..
    ngiring ngalangkung. kumaha pa dede damang? abdi ti bogor. rencangan ptbk kapungkur. masih emut?

    BalasHapus
  2. ya pantas saja kalau pra Un nilainya pada kecil, karena mereka dituntut jujur. kalau misal ps UN yg sesungguhnya mereke diajarkan tidak jujur oleh para guru dan tim sukses. ini menurut saya buka prestasi tapi kebokbrokan pendidikan, dikarenakan terlalu mengutamakan kuantitas daripada kualitas.

    BalasHapus